Jika aku bersama mereka
Pada tanggal 19 September 1945
Aku akan ikut merobek tirani penjajahan
Aku akan ikut merobek tirani penjajahan
Meski dibayar peluh, air mata, dan tetesan darah
Kurelakan semua demi pertiwi
Asalkan merah putih
Tetap berkibar di bumi Indonesia
(Lia. Yuliani)
Kota Kembang, 11 September 2019
Sebuah puisi singkat dengan judul Jejak Sejarah 19 September 1945 yang saya tulis ini untuk mengenang jasa para pahlawan di Indonesia khususnya di Surabaya. Hotel Majapahit yang berada Jl. Tunjungan No.65, Genteng, Kec. Genteng, Kota Surabaya, Jawa Timur 60275 ini menjadi saksi sejarah peristiwa tersebut. Hotel yang kini menjadi salah satu cagar budaya di Surabaya masih terjaga dengan sisa kemewahan juga kemegahan arsitektur ala Eropa.
Jejak sejarah mengingatkan kita mengenai perjuangan para pahlawan mengibarkan bendera Indonesia di Surabaya. Ada yang beranggapan bahwa peristiwa bersejarah ini terjadi tanggal 10 November, tetapi amggapan tersebut keliru karena kejadiam tersebut berlangsung di tanggal 19 September 1945, sesuai dengan plakat dinding lantai dua Hotel Majapahit.
Plakat peristiwa 19 September 1945, via idn times |
Merdeka atau Mati semboyan yang terus bergema saat itu. Aksi heroik mereka mengibarkan sang saka Merah Putih di Hotel Yamato atau kini dikenal dengan Hotel Majapahit terekam dalam jejak sejarah yang akan terus dikenang sepanjang waktu. Hotel Majapahit kini diterapkan sebagai salah satu cagar budaya di Kota Surabaya.
Mengenal Sejarah Hotel Majapahit
Hotel Majapahit yang beralamat di Jalan Tunjungan Nomor 65, Surabaya ini menjadi saksi memoar perobekan bendera Belanda menjadi Merah Putih di tanggal 19 September 1945.
Seperti dilansir
cagarbudaya.kemendikbud.go.id, pada sekitar tahun keluarga Sarkies yang merupakan pendiri Hotel Raffles di Singapura, The Eastern & Oriental Hotel di Penang, dan Hotel Strand di Birma atau Myanmar membeli sebuah rumah dengan lahan di Indonesia seluas 1000 m2.
cagarbudaya.kemendikbud.go.id, pada sekitar tahun keluarga Sarkies yang merupakan pendiri Hotel Raffles di Singapura, The Eastern & Oriental Hotel di Penang, dan Hotel Strand di Birma atau Myanmar membeli sebuah rumah dengan lahan di Indonesia seluas 1000 m2.
Pembangunan hotel pertama kali didirikan pada tahun 1910 dan diresmikan pada 1 Juli 1911. Hotel ini dibangun berdasarkan rancangan Regent Alfred John Bidwell dengan memadukan gaya Art Nouveau dan Art Deco.
Bangunan Hotel Majapahit bernuansa Eropa, via cagarbudaya.kemendikbud.go.id |
Pada bangunan induk atau ballroom Hotel Majapahit yang ada di tengah dan dikelilingi bangunan lain berbentuk huruf "U". Bangunan ini dikelilingi inner court atau taman yang cukup luas. Ada juga kolam di bagian belakang sisi timur laut.
Arsitektur Eropa di Hotel Majapahit, via idntimes.com |
Hotel ini juga memiliki koridor berbentuk lengkung atau Arch sebagai sirkulasi udara dan untuk menepis hujan juga sinar matahari. Terdapat bovenlich atau kaca patri di bagian atas langit-langit dan bagian samping bangunan induk yang berfungsi sebagai jalan masuk sinar mentari.
Hotel ini diberi nama Oranje Hotel oleh Lukas Martin Sarkies . Diberi nama Oranje Hotel, karena mengambil nama pahlawan Belanda, yaitu Willem van Oranje.
Hotel ini telah mengalami beberapa kali pergantian nama sejak pertama kali didirikan hingga kini. Pada tahun 1942, ketika Surabaya diduduki Jepang, Hotel Oranje berganti nama menjadi Yamato Hoteru atau Hotel Yamato. Setelah kemerdekaan diganti lagi namanya menjadi Hotel Merdeka.
Pada Tahun 1946, nama hotel ini berubah menjadi nama pendirinya, yaitu Hotel LMS (Lucas Martin Sarkies). Tahun berganti nama menjadi Hotel Majapahit dan di tahun 1996, namanya menjadi Mandarin Oriental Hotel Majapahit. Setelah tahun sampai sekarang namanya diubah kembali menjadi Hotel Majapahit.
Kini Hotel Majapahit ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya di Surabaya karena punya nilai sejarah yang cukup penting.
Jejak Sejarah 19 September 1945
17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, namun pengakuan international belum sepenuhnya berpihak pada Indonesia, terutama dari pihak Belanda dan Sekutu.
Mereka berkunjung ke Hotel Yamato, yang kini dikenal dengan Hotel Majapahit pada tanggal 18 September 1945.
Tentara Sekutu dipimpin oleh W.V.Ch Ploegman menempati kamar nomor 33 hotel ini. Ia mengibarkan bendera Merah-Putih-Biru di atas puncak Hotel Yamato. Pihak Indonesia tidak berdiam diri begitu saja melihat bendera Belanda dikibarkan.
Pada tanggal 19 September 1945, Indonesia melakukan perundingan dengan perwakilan Sudirman disertai beberapa arek Suroboyo meminta Ploegman menurunkan bendera itu.
Perundingan di kamar 33 tersebut gagal karena Ploegman menolak menurunkan bendera Belanda. Insiden berdarah pum terjadi Ploegman tewas dan terjadi baku tembak antara tentara Belanda dan Arek Suroboyo. Arek Suroboyo yang mengawal Sudirman kemudian naik ke atas hotel tempat bendera Belanda dikibarkan.
Perundingan di kamar 33 tersebut gagal karena Ploegman menolak menurunkan bendera Belanda. Insiden berdarah pum terjadi Ploegman tewas dan terjadi baku tembak antara tentara Belanda dan Arek Suroboyo. Arek Suroboyo yang mengawal Sudirman kemudian naik ke atas hotel tempat bendera Belanda dikibarkan.
Menara tempat perobekan bendera Belanda, via idntimes.com |
Demi mempertahankan berkibarnya sang saka Merah Putih, arek Suroboyo yang berkumpul di Jalan Tunjungan kemudian naik ke atas puncak Hotel dan merobek bendera Merah-Putih-Biru menjadi Merah-Putih.
Merdeka ...! Satu kata yang terus diucapkan Arek Suroboyo saat merobek bendera Belanda menjadi Merah Putih menjadi satu kekuatan dan semangat yang membara.
Meski dihujani rentetan peluru dari tentara Sekutu dan Belanda, tak menyurutkan langkah mereka untuk merobek warna biru bendera Belanda lalu menggantinya dengan mengibarkan bendera Merah Putih tercinta.
Hotel Majapahit, Cagar Budaya di Surabaya dengan Sisa Kemegahan ala Eropa
Hotel Majapahit, kemegahan bangunan ala eropa yang masih terjaga hingga kini. Aksi heroik perobekan bendera Belanda dan dikibarkannya sang saka Merah Putih pada tanggal 19 September 1945 terus dikenang hingga kini.
Untuk mengabadikan sejarah perobekan bendera oleh Arek Suroboyo, maka dibangunlah monumen peristiwa perobekan bendera yang diletakkan di bagian barat laut bagian depan hotel.
Untuk mengabadikan sejarah perobekan bendera oleh Arek Suroboyo, maka dibangunlah monumen peristiwa perobekan bendera yang diletakkan di bagian barat laut bagian depan hotel.
Hotel Majapahit yang berada di Jalan Tunjungan Surabaya merupakan bangunan yang megah bergaya arsitektur Eropa yang masih terjaga hingga kini. Hotel ini merupakan perpaduan gaya Art Nouveau dan Art Deco khas Eropa yang elegan dan mewah.
Detail ornamen hotel geometris begitu melekat pada hotel ini. Ada juga ornamen tradisional Indonesia dan furniture dengan bahan kayu jati.
Design hotel ala Eropa, via idntimes.com |
Detail ornamen hotel geometris begitu melekat pada hotel ini. Ada juga ornamen tradisional Indonesia dan furniture dengan bahan kayu jati.
Perundingan bersejarah di Kamar 33 Hotel Majapahit, Masih terawat dan terjaga. via idntimes.com |
Peristiwa bersejarah di kamar 33 sebagai tempat perundingan antara Sudirman dan W.V.Ch Ploegman dan tempat perobekan bendera kondisinya masih terawat dan terjaga hingga kini. Spot lain direnovasi sesuai kebutuhan tetapi tidak menghilangkan nilai sejarahnya.
Hotel Majapahit merupakan salah satu hotel bintang lima di Jalan Tunjungan Surabaya punya fasilitas lengkap yang punya Presidential Suite terbesar se-Asia Tenggara.
Presidential Suite di Hotel Majapahit, via idntimes.com |
Hotel Majapahit begitu megah, bangunan yang terdiri dari dua lantai ini luasnya sekitar 806 meter persegi. Hotel keren yang mewah dan elegan.
Di lantai bawah hotel ada dapur, ruang tamu dan santai, meja kerja disertai ruang rapat, serta ruang butler. Sedangkan di lantai dua kamar utama terdapat ruang tamu lengkap dan meja kerja.
Ada juga bathtub dengan keran yang dilapisi emas 24 karat. Menampilkan kesan hotel yang elegan dan mewah.
Hotel Majapahit yang megah dan luas, via idntimes.com |
Di lantai bawah hotel ada dapur, ruang tamu dan santai, meja kerja disertai ruang rapat, serta ruang butler. Sedangkan di lantai dua kamar utama terdapat ruang tamu lengkap dan meja kerja.
Fasilitas Hotel Majapahit, via idntimes.com |
Ada juga bathtub dengan keran yang dilapisi emas 24 karat. Menampilkan kesan hotel yang elegan dan mewah.
Bathtub berlapis emas 24 karat, via idntimes.com |
Hotel Majapahit biasanya disewa untuk presiden, pengusaha, artis, dan umum. Makanan yang disajikan hotel ini punya resep rahasia yang legendaris. Ada menu tradisional, Asia dan western juga.
Menu Hotel Majapahit, via idntimes.com |
Sebagai hotel yang bersejarah dan menjadi cagar budaya Surabaya, Hotel Majapahit punya program Heritage Hotel Tour dengan biaya Rp. 85.000,00, belum termasuk pajak.
Program ini dibuka setiap hari untuk umum pada pukul 14.00 dan 16.00 WIB. Kamu bisa melakukan wisata sejarah dan jelajah cagar budaya di hotel Majapahit.
Heritage Tour Hotel di Hotel Majapahit, via idntimes.com |
Program ini dibuka setiap hari untuk umum pada pukul 14.00 dan 16.00 WIB. Kamu bisa melakukan wisata sejarah dan jelajah cagar budaya di hotel Majapahit.
Jangan pernah bertanya apa yang negara berikan padamu tapi tanyakan apa yang bisa Kamu berikan pada negaramu.
Itulah jejak sejarah di tanggal 19 September di Hotel Yamato yang kini dikenal sebagai Hotel Majapahit. Salah satu warisan bangsa yang diterapkan sebagai cagar budaya di Surabaya dengan sisa kemewahan ala Eropa yang masih terjaga hingga kini.
Dapat info baru 😍 Mantap, Kak.
ReplyDeleteTerima kasih, semoga bermanfaat
DeleteWow, ganti nama sampai berulang kali. Sejarahnya luar biasa.
ReplyDeleteIya, sip.
DeleteSuka dengan arsitektur eropa, kesannya kokoh bangunannya...
ReplyDeleteKesannya elegant dan mewah. Interiornya bagus
Deletepaling suka dengan cagar budaya tapi bisa dimanfaatkan dengan keren. ini bangunan keren ya, interiornya juga mantab.mewah elegan nyamannya juga dapet
ReplyDeleteIya, setuju, Kak. Megah dan mewah kesannya
Deletewahhhh penuh sejarah dan pemaknaan juga hotelnya ya mbak. Ternyata umurnya udah lama dan desain bangunannya itu lho. Bergaya kolonial
ReplyDeleteIya, arsitektur Eropa jadi ciri khasnya Hotel Majapahit ini. Punya nilai sejarah Tinggi juga
DeleteKalau memang mu nginep biayanya berapa ya mbak semalem? Aku prnh nonton vlognya ahmad dani jaman kapan tahu gitu, dia nginep di sini.
ReplyDeleteNah, iya, hotel ini memang sering dipakai buat bermalam presiden, Artis, juga pejabat. Untuk sewa per malam tergantung tipe kamar. Tipe president suite, bisa sampai 20-30 juta per malam. Kamar yang lain sekitar 1.9-2.9 juta per malam. Harganya fixnya bisa dicek lagi, via aplikasi booking online or reservasi dengan menghubungi pihak hotel.
DeleteKamu di sini tour aja ya, mbak?
ReplyDeleteTerlepas dari cerita angker yang beredar, aku tetep pengen cobain nginep di hotel yang cantik dan homey ini.
Serem, ya, ceritanya. Hehe ... Lagi nulis tentang Cagar Budaya di Surabaya, aja, Kak, buat Competition dari Kemendikbud
DeleteKeren memang ya interiornya, vintage banget. Kalau ke Surabaya sering jalan kaki lewat depannya sih. Belum pernah masuk...hehe...
ReplyDeleteKonon sering ada penampakan di sini. Bener ga sih?
Bangunan tua emang, ya, dibangun tahun 1910. Mitos yang beredar di masyarakat dan who knows. Hehe
DeleteArsitekturnya bagus banget, klasik yet elegan. Berasa nuansa eropanya dan sejarahnya kuat banget. Antara berani dan ngga berani kayaknya kalo nginep di sini wekekek
ReplyDeleteMewah banget dalemnya. Antara mitos dan kenyataan, banyak rumor ya tentang hotel ini. Hehe
DeleteBagus sekali infonya. Selama ini kalau ke SBY suka lewat tapi gak pernah masuk. Nanti kalau kesana lagi mau nyobain heritage walk nya ah
ReplyDeleteIya, silakan, Kak.
Deletewaktu ke Surabaya nggak sempat jalan ke sini hiiks..
ReplyDeletebaru nyampe sekitar Jembatan Merah aja...
Jembatan merah pun ikonik Surabaya, ya, Mbak.
DeleteWah, ada heritage hotel tour-nya nih :) AKu dan suami demen barang2 anti, kuno, vintage gitu lah. Mau ah ikutan muter2in Hotel Majapahit yang bersejarah ini. Arsitekturnya keren, kelihatan mewah banget ya :) Ajak anak2 pasti seru nih, mbak.
ReplyDeleteIya, Mbak ada program Heritage Tour di Hotel Majapahit. Memang arsitekturnya keren, bergaya Eropa yang kesannya mewah
DeleteLia, saya suka banget review tentang cagar budaya sejarah ini. Baru ngeh saya tentang dongeng di balik pendirian hotelnya. Saya kenal Hotel Raffles di Singapura, tapi saya baru tahu sekarang bahwa pemilik hotel Raffles dan hotel Majapahit ini adalah orang yang sama.
ReplyDeleteTerima kasih, Mbak. Iya, banyak hal yang bisa dipelajari tentang sejarah, ternyata banyak hal menarik juga.
DeleteSuka deh dengan bentuk bangunannya. Kalau gak spooky, kayaknya saya tertarik juga untuk cobain menginap di sana
ReplyDeleteAda mitos yang gimana gitu, ya. Hehe
DeleteHotel ini strategis ya lokasinya...gampang diakses transportasi umum...Pengen lah kapan-kapan ikut tour heritage nya...selama ini cuma lewat aja depan hotelnya heheh
ReplyDeleteIya, Mbak. Silakan
DeleteWoah, baru tahu ada tour di hotel Majapahit ini. Beberapa kali sempat lewat, ku pikir cuma untuk menginap aja. Ternyata ada tournya. Menarik nih..
ReplyDeleteIya, Mbak. Sekalian wisata sejarah
DeleteWaaah baru tahu Hotel Majapahit ini dibangun The Sharkies Brother. Dari Oranje Hotel, ke Yamato, kembali ke LMS (Martin Sharkies), ke Yamato. Baca ulasan ini jadi teringat Bung Tomo yang merobek bendara Belanda menjadi merah putih.
ReplyDeleteNanti ke Surabaya, bakal ke sini deh. i promise. Cuma bayar Rp 85 ribu itu ada guidenya kah mbak? berapa lama biasanya?
Info lebih lengkapnya bisa ditanyakan ke pihak hotel, ya, Mbak
DeleteWow mupeng
ReplyDeletePingin nyobain nginep disana 😊😊
Saya suka arsitekturnya, Bu. Silakan, kalau ke Surabaya
DeleteKaya bukan hotel ya, bangunan dan ibteriorny kaya gedung biasa aja.
ReplyDeleteDan ternyata punya nilai sejarah yang wow.
Pankpn kalo ke SBY nyoba nginep sini aah.
Iya, kalau ini bangunan cagar budaya juga. Jadi tetap dipertahankan keasriannya
DeleteAku suka sama desain arsitektur Eropa yang terlihat megah dan kokoh seperti hotel Majapahit ini. Ternyata udah beberapa kali ganti nama ya. Dan hotel bintang 5 juga pantes mewah, sampai keran bathub pakai emas 24 karat. Jadi penasaran deh pengen ikut Heritage Hotel Tournya
ReplyDeleteIya, Betul, Kak. Punya nilai sejarah dan ditetapkan sebagai cagar budaya juga.
DeleteWaaaaa keren abis, ampe ada bathub emas 24 karat ya, mana spot lokasinya oke banget tuh buat ambil foto..
ReplyDeleteTampak mewah, ya, ada bathtub berlapis emas. Memang arsitekturnya keren
Deletebaca2 sejarah hotel itu menyenangkan, saya juga pernah tour melihat sejarah salah satu hotel di Jogja.
ReplyDeleteBener banget, Kak. Oh, iya, tour di hotel mana di Yogyakarta?
DeleteMbak, aku pernah melewati dan berfoto di Hotel Majapahit ini. Senang banget belajar dan mengenal bangunan-bangunan sejarah ya Mbak.
ReplyDeleteTeteh seneng ya bisa jalan-jalan terus, banyak pengalaman berkesan. Alhamdulillah
DeleteHotel Yamato atau Majapahit ini tua banget ya. Alhamdulillah masih lestari. Bangunannya cakep kayak arsitektur Eropa. Semoga tetap terjaga yA :)
ReplyDeleteIya, Teh Evi. Dibangun dari tahun 1910. Udah lama juga dan sekarang ditetapkan sebagai cagar budaya. Semoga tetap terjaga.
DeleteWuih, antik dan bagus ya. Iya banget, arsitekturnya eropa banget. Mungkin kalo di Bandung kayak hotel Savoy Homann ya, masih megang budaya zaman dulu. Sedikit sekali yang modern kekiniannya. Tapi justru unik.
ReplyDeleteIya, kayaknya dengan Hotel Savoy Homan punya nilai sejarah yang tinggi juga.
DeleteWoww...design interior nya bener2 arsitektur ala zaman Eropa dulu, lihat dalamnya juga keren banget, setiao sudutnya mencerminkan kemegahan. Duuh seru banget kali ya jika bisa bermalam di hotel ini
ReplyDeleteBangunannya megah, mewah, dan arsitekturnya khas Eropa. Saya juga suka hotel ini.
DeleteAh aku baru tahu kalo ada heritage tour di Hotel Majapahit Surabaya.
ReplyDeleteAgenda kalo besok main lagi ke Surabaya ah.