Kunci Sukses Mengoptimalkan Potensi dan Bakat Anak yang Harus diketahui Orang Tua

Potensi dan bakat anak
Mengenal potensi dan bakat anak,
via pexels.com/ Andrea Piacquadio


Beberapa waktu yang lalu, tanggal 25 Februari 2020, saya mengikuti kulwap parenting mengenai kunci menemukan potensi dan bakat anak bersama Ina Nurhidayah.


Ina Nurhidayah SE.CHt adalah seorang Home Educator dan Event Management Specialist, spesialis training event organizer, serta fokus pada kegiatan bermain anak sesuai potensi dan bakatnya.


Kulwap parenting bersama Ina Nurhidayah,
via dokumentasi pribadi


Saya mengikuti kulwap ini atas ajakan seorang adik tingkat saya semasa kuliah dahulu yang bernama Resa Rahmawati atau sering dipanggil Echa.


Sekarang Teh Echa ini jadi enterpreneur dan punya toko buku sendiri, yaitu Dzaida Shop di daerah Cimahi.  Untuk informasi lebih lengkap, bisa dilihat di instagram@dzaidashop_edukasikeluarga.


Bahasan kulwap mengenai bagaimana mengetahui dan mengoptimalkan potensi dan bakat begitu menarik perhatian saya. Saya sudah memiliki satu orang anak lelaki yang usianya empat tahun lebih, November tahun ini usianya  lima tahun.


Saya juga ingin mengetahui dan mengoptimalkan potensi dan bakat anak.  Ada yang tahu apa perbedaan potensi diri dengan bakat anak? Yuk, simak, lebih detailnya di bawah ini.


Mengoptimalkan potensi anak


Pengertian potensi diri  secara bahasa berasal dari Bahasa Inggris potency dan potential. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), potensi merupakan kemampuan, kesanggupan, dan daya yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan.


Menurut Wiyono dan Endra, terminologi potensi diri adalahnkemampuan dasar manusia berupa kekuatan, energi, atau kemampuan terpendam yang menunggu diwujudkan agar bermanfaat dalam kehidupan manusia.

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (Q.S. At Tin: 4

Berdasarkan surat At Tin ayat 4 menyatakan bahwa anak adalah seorang manusia yang telah diciptakan Allah Swt dalam keadaan sebaik-baik penciptaan.


Dalam hal ini, seorang anak pasti punya kelebihan dan kelemahan masing-masing, serta potensi tertentu yang bisa dioptimalkan.


Bagi Sahabat Catatan Leannie,
Apa arti seorang buah hati atau anak bagi orang tua? Menurut versi Catatan Leannie bisa dibaca di bawah ini, ya!


Baca juga :  Arti Penting Buah Hati bagi Kehidupan


Teh Ina Nurhidayah dalam kulwapnya menyatakan bahwa mengenal potensi anak itu mudah, loh.

Bagaimana caranya menemukan potensi anak? 

Mungkin pertanyaan ini ada dalam benak Sahabat Catatan Leannie juga, terutama yang berstatus orang tua.

Potensi dalam diri anak bisa diketahui dengan mencari tahu anak sukanya, apa, sih? Hal apa yang membuat mata anak menjadi berbinar-binar. Tanyalah dari hati ke hati.  (Ina Nurhidayah)

Menemani keseharian bersama anak akan membuat orang tua paham mengenai potensi buah hati dan membuat bonding semakin lekat.


Cara mengenal bakat anak 

Ternyata bakat itu bukan tentang melukis, menari, menyanyi, tapi termasuk juga SIFAT yang PRODUKTIF.


Bakat adalah sifat produktif yang telah terpatri dalam diri seseorang sejak ia tercipta.

Bakat dan potensi unik anak merupakan potensi kekuatan PANCA INDRA dan BAKAT SIFAT.

Kelompok bakat, potensi panca indera ini terdiri dari lima belas kelompok, diantaranya:

1. Akting
2. Merawat Kecantikan
3. Memperagakan Busana
4. Menari
5. Seni Musik
6. Bernyanyi
7. Seni Lukis
8. Memasak
9. Olahraga
10. Keterampilan Fisik
11. Keterampilan Tangan
12. Kerajinan Tangan
13. Memelihara Lingkungan
14. Bercocok Tanam
15. Beternak

Sedangkan untuk BAKAT SIFAT terdiri dari tiga puluh kelompok, diantaranya:

1. Mengendalikan Orang
2. Mengatur Orang
3. Menengahi Konflik
4. Berjualan
5. Menyeleksi Orang
6. Mendidik
7. Memotivasi
8. Mewakili
9. Mengkomunikasikan
10. Merawat
11. Melayani
12. Membuat Visi
13. Membuat Strategi
14. Memasarkan
15. Mensintesis
16. Mencipta
17. Merancang
18. Menganalisis
19. Menata Keuangan
20. Memulihkan
21. Mengevaluasi
22. Meneliti
23. Menulis
24. Menginterpretasi
25. Menata Administrasi
26. Memproduksi
27. Menjaga Mutu
28. Menjaga Keselamatan
29. Mendistribusi
30. Mengoperasikan


Dari kedua bakat ini cobalah cari tahu mana yang paling cocok agar memahami dan memudahkan untuk mengenal bakat anak.


Cara mengenali bakat anak

Ada berbagai cara untuk mengenali bakat anak kita. Simak, yuk, penjelasannya di bawah ini!

a. Memahami potensi diri dan bakat

Usahakan seorang ibu telah memahami bakat dan potensi dirinya sendiri agar lebih tahu cara mengenal potensi dan bakat anak.

 "Enjoy, Easy, and  Excellent"

Ketiga hal ini perlu diperhatikan sehingga saat salah satusatu  tersebut ada pada anak, maka orang tua dapat menangkap sinyal tersebut.


b. Melakukan beragam aktivitas


Lakukan kegiatan anak dengan  beragam
aktivitas. Setelah itu, anak bisa mulai dikenalkan dengan sebuah aktivitas berbeda setiap harinya.


c. Mendokumentasikan aktivitas anak


Cobalah orang tua, khususnya ibu melakukan dokumentasi setiap aktivitas anak setiap harinya.


d. Komunikasi tentang kegiatan yang sudah dilakukan


Ajak anak untuk berdiskusi, alirkan perasaannya setelah beraktivitas seharian.

"Bagaimana perasaaan kakak saat melakukan kegiatan tadi?"

"Ada ide lain atau tidak untuk kegiatan kita minggu depan?"

Itulah beberapa contoh diskusi dengan anak. Berkomunikasilah dengan buah hati tercinta.


e. Mencatat hasil observasi selama menemani anak


Catat hasil observasi selama menemani anak bisa ditulis pada jurnal atau portofolio anak.  Tuliskan juga bagaimana respon anak saat melakukan aktivitasnya.


Apakah responnya berbinar-binar, biasa saja, tidak suka, atau menagih ingin mengulangi aktivitas yang sama?


f. Melakukan beragam aktivitas secara continue 


Untuk membuat aktivitas anak yang kaya, kegiatannya angan hanya dilakukan sekali saja, tetapi bisa dilakukan secara continue.


Bisa saja respon anak berbeda saat melakukan kegiatan yang sama pada saat pertama, kedua, ketiga dan selanjutnya. Jangan buru-buru melabeli anak berbakat karena diperlukan OBSERVASI yang BERKELANJUTAN.


Kunci mengoptimalkan potensi dan bakat anak


Jika orang tua ingin berubah dan mengetahui potensi anak lebih dalam, maka, harus meluangkan waktu untuk mendampingi dan menemani tumbuh kembangnya. Jangan sampai anak sibuk dengan kegiatannya dan orang tua pun sibuk juga dengan urusannya.

a. Menemani atau mendampingi anak

Menemani dan mendampingi anak berarti raga, jiwa dan pikiran ikut terlibat dalam aktivitas yang anak lakukan. 

"Sudahkan menemani dan mendampingi anak dengan baik?"


Sebagai contoh, saat anak sedang mencorat-coret tembok, eh, orang tuanya malah marah karena tembok menjadi kotor karena aktivitas anaknya.


Nah, hal ini tidak termasuk kategori menemani dan mendampingi anak. Sebenarnya anak mencorat-coret tembok adalah untuk menyalurkan kreativitasnya. Jadi sebaiknya jangan terbawa emosi saat anak melakukan hal ini.


Contoh lainnya, saat anak bermain puzzle, orang tuanya ikut menemani di sampingnya sambil memperhatikan, tetapi sambil memegang gawai dan mengirim pesan WA.


Hal ini bukanlah menemani dan mendampingi anak dengan benar. Adakah Sahabat Catatan Leannie yang seperti ini di rumah? Semoga nanti tidak mengulangi hal seperti ini lagi, ya.


b. Mengenal anak lebih dekat 

Dari yang saya amati, sih, anak saya tipe yang serba ingin tahu. Dia sering bertanya banyak hal dan pertanyaannya sering kali diulang-ulang.


Anak saya tipe pengamat, dia suka naik mobil dan memperhatikan logo mobilnya. H untuk Honda dan S untuk Suzuki. Dia sudah hapal kedua huruf ini.


Ketika sedang berada di mobil saat bepergian, dia selalu menunjuk ke arah luar.


"Ma, itu Honda, Honda apa itu?"

"Ma itu Suzuki, Suzuki apa itu?"


Sebagai ibunya saya harus mengamati jenis mobilnya, karena kalau saya belum jawab dia akan terus bertanya seperti itu. Pertanyaan akan diulang sebelum saya jawab tipe mobilnya. Ah, anakku ini, kadang lucu, deh.


c. Komunikasi 

Setelah menemani dan dan mendampingi aktivitas anak, maka saat itulah seorang ibu bisa mengenal buah hatinya. Jangan lupa  untuk berkomunikasi sama anak alias ngobrol.


Cobalah menanggapi apa yang telah anak sampaikan. Dengar dan simak dengan baik apa yang anak katakan.  Meskipun seringkali bertanya hal sama setiap harinya. Contohnya anak saya yang tiap hari bertanya seperti ini.


"Hari apa ini, Ma?"

"Itu Azan di masjid mana?"

"Salat apa ini, Ma?"


Setiap hari pasti ditanyakan hal ini sama anakku. Rabbi Habbli Minash Shalihin. Moga jadi anak saleh, ya, Nak. Aamiin.


Jadi, untuk anak dengan usia  di bawah sepuluh tahun, menurut Ina Nurhidayah, orang tua perlu memfokuskan terlebih dahulu tentang menemani dan mendampingi aktivitas anak.

Menemani, atau Mendampingi,  Mengenal, dan Komunikasi adalah tiga kunci sukses mengoptimalkan potensi dan bakat anak.

Semuanya perlu berjalan secara beriringan. Jika ada salah satu hal yang tidak berjalan, maka hasilnya tak akan sempurna.

Tanpa menemani  dan mendampingi anak maka orang tua tak akan mengenal anaknya. Tanpa berusaha untuk mengenal maka akan susah untuk mendampingi.
Enggan menemani dan mengenal anak bisa dipastikan tak akan luwes ketika berkomunikasi dengan buah hati. (Ina Nurhidayah)


"Bagaimana caranya kita bisa tahu potensi anak?"

Jawabannya ternyata sederhana.

Tugas orang tua adalah memfasilitasi bahwa anak itu unik dan spesial, sehingga orang tua jangan sampai memaksakan kehendak terhadap anaknya. Dalam artian anak harus sesuai dengan impian orang tua, karena belum tentu bakat dan potensi anak sejalan dengan yang diinginkan orang tuanya.


Baca juga : Jangan Melimpahkan Mimpi yang Belum Usai pada Anakmu

Jangan membandingkan anak dengan yang lainnya, karena anak Kita pun pasti punya kelebihan yang mungkin tidak dimiliki anak lain.

Selamat menemani dan mendampingi perkembangan anak. Semoga sebagai seorang ibu mampu mengenal anak dengan baik sehingga dapat mengoptimalkan bakat dan potensinya.



Salam, 






89 comments

  1. Hihihi jadi inget ada kisah orang tua yang dimarahi anaknya karena banyak nanya

    Sementara ketika mereka kecil, mereka juga seperti itu

    Bertanya ternyata dalam banget artinya ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Bu. Anak yang bertanya biasanya punya rasa ingin tahu yang besar. Dijawab aja pertanyaannya, meski bakal nanya hal serupa dan berulang-ulang

      Delete
  2. Replies
    1. Sama-sama, Mbak Tira. Makasih juga sudah berkunjung

      Delete
  3. Makasih infonya tentang memahami potensi anak, walaupun belum nikah tapi bagus banget ini buat bekal kelak, dan bisa aku praktekkin juga sekarang sama ponakanku hehe

    ReplyDelete
  4. Baru tahu kl pengelompokan bakat sifat ada byk bgt ya smpe 30n. Senang kl byk ortu terutama ibu yg perhatian dg tumbuh kembang anak, karena di sekolahku nggak sedikit anak2 yg jor2an, entah karena ortu yg sibuk atau karena faktor lain. Jd belajar di rumah gara2 kororo ini rasanya berat bgt buatku, wlpun sebenarnya q cm memantau tp suka kesal kl ada ortu yg 'menyepelekan' tugas2 anak2.. Laah ini malah q jd curhat mbak Lia😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi, it's okay Mbak Ela. Boleh deh ntar pas mampir ke blognya, giliran saya Yang curhat.

      Delete
  5. Saya sedang mencari-cari juga bakat dan minat kedua putra saya mom, perlu banget memang ya mengetahui bakat dan minatnya. Sehingga potensi diri anak-anak bisa lebih terasah dan terarah. Makasih mom artikelnya bagus

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, samaan, Mbak. Saya pun sedang menganalisis potensi dan bakat anak. Makasih juga, semoga infonya bermanfaat

      Delete
  6. Saya tandai tulisan ini, karena saya ingin mengetahui bakat anak. Terima kasih artikelnya mbak.

    ReplyDelete
  7. Terima kasih buat tulisannya mba. Sbg org tua kita memang harus bisa melihat minat, bakat dan potensi anak sendiri. Jangan hanya menuntut saja jd ortu ya, pengalaman dulu sekolah banyak teman2 yg seperti itu ortu'y..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, samaan, Mbak. Mungkin mereka dulu belum paham ilmu parenting kayak Kita sekarang yang dapat kemudahan informasi lewat dunia digital

      Delete
  8. Ulasan ini penting banget buat aku selaku orang tua dengan tiga orang anak. Aku pribadi lebih suka menyekolahkan anak ke sekolah yang bisa mengarahkan minat dan bakatnya. Biar lebih fokus dan bisa profesional minimal di satu bidang. Nantinya bisa jadi profesi yang menghasilkan. :)

    ReplyDelete
  9. Gak rugi mampir kesini. Makasih banget mbak atas infonya. Saya jadi tahu bagaimana menggali potensi anak yang dua-duanya pemalu dan pendiam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di balik anak pendiam dan pemalu pasti punya kelebihannya, Mbak. Coba digali aja potensinya

      Delete
  10. Suka dengan kalimat, sebaiknya bunda sudah mengetahui kelebihan diri sendiri, agar bisa membaca anak sendiri. Dulu saya tidak suka jika tembok dicorat-coret, tapi masyaAllah begitu belajar ternyata ada tahapan yang harus dilewati ya salah satunya eksplorasi di tembok. Jadilah sekarang tembok indah sekali dengan coretan 😁. Keren banget ilmunya mba. Harus bolak balik ke sini, nih biar ngeletek ilmunya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama, Mbak. Kujuga rumahnya penuh coretan Indah, hehe ... ayahnya yang suka protes, aku enggak sih, biar aja

      Delete
  11. Jadi pengen cerita mbak, anak saya bulan April ini satu tahun. Sejak udah bisa diajak main, sy bikin program main buat dia. Awalnya sy sering ikutan main. Lama2 pas anak asik sendiri, dan saya rasa bisa saya sambi, alhasil saya pegang HP buka medsos. Heheehe... Harus sy perbaiki setelah baca artikel ini. Makasih mbak, artikelnya sangat bermanfaat...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku pun pernah begini, Mbak. Anakku nangis, bilang jangan main hp aja, temenin Aku, Ma. Duh ngerasa bersalah makanya

      Delete
  12. Soal corat-coret tembok, saya teringat si bungsuku. Suatu hari dia bertanya, Kapan kami membeli rumah sendiri, jadi gak ngontrak terus. Saat saya balik bertanya mengapa dia ingin memiliki rumah sendiri, jawabannya bikin kaget. Katanya, kalau rumah sendiri, dia bebas mencoret tembok tanpa takut dimarahi yang punya rumah. Maklum, kami selama ini senantiasa menasehatinya untuk tidak mencoret tembok karena rumah tersebut bukan milik kami. Dalam pikirannya, dia boleh mencoret kalau rumah itu milik kami. Oalah...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, bisa begitu pemikiran anak, ya. Tahap mencorat-coret tembok bisa buat mengeksplore jiwa mereka Kali, ya. Moga sekarang udah punya rumah sendiri, ya, Mbak. Aamiin

      Delete
  13. yes bener banget mba, setiap anak itu unik dan spesial. jadi emang orangtuanya juga ya yang harus memfasilitasi si anak sukanya apa. selama positif hal tersebut kenapa enggak? makasih mba ilmu parentingnya.

    ReplyDelete
  14. Bagus sekali sharingnya, Bun. Sebagai orang tua harus bener2 paham ya biar bisa mendukung potensi anak.
    Save, ah. Terima kasih bun

    ReplyDelete
  15. orang tua sekarang musti siap ya ditanya macem2 sama anak. klo dulu sih boro2 dijawab. paling sering dibilang "jangan cerewet" hahaha... musti belajar terus nih..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi, soalnya pertanyaan sama dan diulang-ulang.

      Delete
  16. Memang penting banget Mbak Lia untuk mengenali potensi dan bakat anak sejak kecil, karena itu akan menjadi bekal mereka dalam berkreativitas dan menggali kelebihan anak, sehingga bisa dikembangkan dengan maksimal ya.

    ReplyDelete
  17. Bagus nih artikelnya buat bekal besok kalo sudah punya anak. Ternyata mengenali potensi dan bakat anak itu penting. Kalau tidak, orang tua hanya bisa memarahi anak terus ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penting banget, memang. Semoga bisa lebih sabar lagi sama anak. Aamiin

      Delete
  18. Potensi pada anak sangat penting dui ketahui secara dini, sebagai Ibu maupun Bapak harus super peka terhadap anak, jangan sekali-kali bersikekeh memaksa anak untuk berbuat sesuatu padahal anak nggak suka,

    Misalnya anak sukanya gambar potensinya menjadi arsitek, tapi berhubung bapaknya mengharapkan jadi dokter auto maksa anak,dan sia nak itupun nggak bersemangat dalam belajar maupun bekerja karena tidak sesuai bakat dan minatnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, iya, benar. Ini yang dikhawatirkan kalau memaksakan kehendak pada anak

      Delete
  19. Memang betul salahsatu cara untuk mengenal bakat anak sebaiknya kegiatan-kegiatan kita bersama anak harus dicatat dan didokumentasikan ya, terus sering ngobrol juga sama anak supaya tau apa hal-hal atau kegiatan apa yang paling membuat mereka senang, dari situ jadi ketahuan ya potensi apa yang bisa dikembangkan dari anak kita.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, iya, bener begitu. Saya paling nandain aja hal yang dia sukai.

      Delete
  20. Materi ini mirip workshop Pandu 45 yang pernah diselenggarakan institut ibu profesional yang pernah saya ikuti ya... waktu ini narasumbernya ibu septi peni wulandari dan pak dodik. Betul sekali, memang penting ya mbak menemukenali bakat anak. Tugas kita sebagai orang tua menjembatani anak dengan bakatnya. Sayangnya, masih ada orang tua kurang peka terhadap bakat anak dan malah menjejalkan berbagai aktivitas yang sebetulnya justru enggak disukai anak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya belum kesampaian gabung di IIP. Ilmu parenting intinya sama Kali, ya. Meski yang menyampaikan berbeda orang. Bener banget, ini yang harusnya dihindari, ya, Mbak.

      Delete
  21. Wah postingan yang saya cari nih. Secara jujur saja, saya masih meraba potensi anak dn mau mengarahan ke mana masa depan mereka. Sduah lama nggak mengikuti sesi parenting=pareting begini. ternyata banyak yang terlewatkan. hiks.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya pun baru tahu ilmunya, Mbak. Enggak apa-apa, sih, kayaknya sekarang kalau anak udah gede tinggal kasih support aja

      Delete
  22. Kulwapnya keren ya Mbak. Btw usia anaknya Sama dg usia anak saya laki-laki 5 tahun bln November tahun ini.
    Kalau anak saya bakatnya ada Di mengendalikan orang Dan mengkomunikasikan. Paling jago dia kalau jadi ketua di kelompok mainnya. Paling disenengin kalau main Sama temennya, alhamdulillah.

    ReplyDelete
  23. Bener. Wajib banget mengarahkan anak pada bakat dan minat. PR buat saya juga nih Mbak. Jangan sampe anak-anak nanti enggak kenal sama potensi mereka sendiri.

    ReplyDelete
  24. Iya, mungkin belum paham ilmu parenting

    ReplyDelete
  25. Ilmu parentingnya penting banget, makanya saya tulisin di sini. Wah anak Kita samaan usianya, ya, Mbak. Berarti udah cukup mengenal anak. Bagus, Mbak. Tinggal disupport aja

    ReplyDelete
  26. Banyak nanya supaya tidak sesat dinjalan. Kadang ada ortu yang cuek kalo anaknya banyak nanya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Padahal anak lagi pada fase serba ingin tahu. Saya kalau sekiranya bisa jawab, ya, di jawab aja. Hehe

      Delete
  27. Menarik banget pembahasannya, apalagi saya juga emang seneng mengamati anak-anak. Makasih infonya kak.

    ReplyDelete
  28. Hal yang membuat saya bahagia adalah ketika anak-anak saya tumbuh sesuai dengan minat dan bakatnya, bukan karena diatur/disetir oleh orang tuanya.

    ReplyDelete
  29. Menemani anak bermain memang semestinya dilakukan dengan totalitas. Letakkan gawai kita. Kalaupun menyala misalnya untuk mendokumentasikan kegiatan bersama tersebut, matikan saja akses internetnya. Buat saya sih, internet itu sungguh berbahaya dalam memecah konsentrasi saat tengah bermain dengan anak. Tergoda banget buat bermedsos ria, hihihi ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener, Mbak. Kadang merasa bersalah juga sama anak, ya. Terabaikan Karena buka gawai

      Delete
  30. Waah pas banget ni..
    Aku juga lagi belajar tentang bakat anak.
    Makasih infonya mbak. Sangat bermanfaat

    ReplyDelete
  31. bener nih, aku pernah ikut workshop talents mapping sm pak firman juga hampir sama. intinya kita serig menemani anak tapi lupa mencatat dan mendokumentasikannya, jadi sering kali kira2

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, iya, saya pun tercerahkan setelah ikut kulwap ini. Memang sebaiknya didokumentasikan, ya.

      Delete
  32. Kalau kita sebagai orang tua tidak mendampingi anak kita, akan susah juga ya mba melihat bakatnya di mana. Kalau anakku mau tiga tahun, dia senang melakukan banyak hal dan cepat bosa jadi belum kelihatan bakatnya di mana. Aku juga gak bisa maksain anak harus pintar ini atau itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang harus dikenalkan beragam aktivitas dan diulang-ulang biar tahu anak sukanya apa.

      Delete
  33. nice share mba. bakat anak mmg perlu d kenali sjk dini ya dan tugas ortu utk mrngarahksn tp jgn d paksa

    ReplyDelete
  34. Yes, orang tua hanya wajib mengenali dan pendeknya memfasilitasi. Gaboye memaksakan. Meski kadang rada kuciwa dengan pilihan anak. Kaya anak2ku gak ada blas yang suka nulis atau tertarik ngeblog. Qiqiqi.

    ReplyDelete
  35. Wah, nice info Mba. Sangat berguna nih untuk baby di rumah. Mulai dipraktekkan cara-cara di atas... hehehe

    ReplyDelete
  36. Observasi bakat minatnya nih yang jadi PR banget. Aku udah coba mulai isi portofolio anak aku dariyang bayi biar kebentuk pola dan ketemu nanti talent dia yang mana dari 30 itu. Beraaat buat konsisten observasiinnya mba hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, iya, yang kadang terlupa adalah mendokumentasikannya, lupa nulisnya. Observasi juga penting, ya

      Delete
  37. Terima kasih sharingnya, Mbak. Orang tua memang harus bisa mengenali potensi anak dan memfasilitasinya ya.

    ReplyDelete
  38. Ternyata bercocok tanam juga termasuk bakat ya mbak :)) Wah harus distimulasi juga nih, minimal dikenalkan kegiatannya sehingga anakku bs punya pengalaman. Dikenalkan semua bidang, dan orang tua bisa observasi tentang bakatnya yang mana, yang perlu dikembangkan. Kadang aku yabmikir, gak perlu ahli dalam banyak hal, cukup kuasai 1 hal yang membuat kita hebat dan bs bermanfaat pada sesama :))
    Makasih catatan kulwapnya ini mbak, komplit. Jadi seperti dengerin kelasnya juga :))
    Btw, selamat ulang tahun ya mbak :)) Semoga selalu bahagia

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, iya, saya juga setuju sama Mbak Anggraeni Septi. Ahli dalam salah satu bidang juga udah bagus, apalagi nantinya bisa bermanfaat untuk sesama.

      Delete
  39. Kita sebagai orang tua atau calon orang tua di era modern memang harus memperhatikan tumbuh kembang anak secara detil. Banyak informasi yang bisa kita dapat dari berbagai sumber, media, atau blog misalnya... Klinik tumbuh kembang anak juga sudah banyak, kalau curiga ada yang berbeda dengan tumbuh kembang anak isa langsung cari artikelnya atau datang langsung ke klinik,,,

    ReplyDelete
  40. Kalau caraku mengenal bakat anak: mengamati ekspresi anak ketika melakukan sesuatu. Dan mengoptimalkannya dengan cara mendukung memberikan fasilitas.

    ReplyDelete
  41. singkatnya jadi orangtua harus meluangkan banyak waktu tuk anak-anak ya Mbak, mendampingi dan membersamai mereka, apalagi di usia dini yang memang masih sangat membutuhkan arahan dan dampingan ortunya ya.

    ReplyDelete
  42. Yang pastinya setiap orang tua harus bisa mengenali bakat anaknya ya Mbak dan emang benar nih setiap anak punya bakat (kelebihan) masing-masing jadi nggak perlu dibanding2kan dengan anak lain. Toh setiap anak terlahir unik dan istimewa.

    ReplyDelete
  43. Menemukan potensi dan bakat anak memang seru. Harus rajin mengamati dan mencatat biar nggak salah terka.

    ReplyDelete
  44. Wah makasih, Mbak. Ketigapuluh bakat sifat itu bagus untuk melengkapi awareness saya dalam mengamati ketiga anak saya. Yang sulung dan tengah sudah terbaca. Yang bungsu masih perlu eksplorasi.

    ReplyDelete
  45. Noted ya, bakat dan potensi anak itu sesungguhnya sudah ada sejak dia dilahirkan. Benar kata orang, bayi itu sesungguhnya lebih pintar dari yg kita kira.

    ReplyDelete
  46. Jadi pengen punya anak lagi mbak. Anak saya udah besar-besar.
    Baca tulisan ini jadi ingat waktu anak saya masih kecil-kecil, rajin betul baca informasi parenting.
    Haus ilmu banget deh. Ya sebenarnya sampai sekarang pun masih tetap belajar menjadi orang tua yaaa..
    Karena setiap fase pertumbuhan anak, ada hal baru yang harus kita pelajari.

    ReplyDelete
  47. PR banget buat saya nih utk. mengetahui bakat dan potensi anak2.. jadi untuk. mengarahkannya bisa lebih menyenangkan juga buat anak2 ya...

    ReplyDelete
  48. Potensi bakat ternyata beragam yah, bahkan yang ditentukan dari panca indra saja banyak. Penting banget untuk parenting nih!

    ReplyDelete
  49. Ibu mesti punya ilmu dalam melihat dan membimbing arah bakat anaknya ya teh Lia...nice share

    ReplyDelete
  50. Jadi ortu memang ga boleh bosaaannn dan harus terus semangaatt memberikan yg terbaik bagi buah hati ya.
    Makasiii sharing-nya Mba.
    Jadi mood booster banget!

    ReplyDelete
  51. Melihat poin di atas, sepertinya aku minim bakat panca indra :D Semoga anak-anakku lebih baik :D

    ReplyDelete
  52. Tulisan yang sangat bergizi mbak. Bagus ini buat dishare ke orang tua yang anaknya masih kecil. Dulu saya tidak tahu bakat anak saya apa. Tapi saya lihat dia suka menggambar, akhirnya saya fasilitasi. Dari membelikan aneka peralatan gambar, ikut lomba, hingga membiarkannya mencoret2 tembok.3 tahun rumah saya jadi kanvas raksasa hehe. Tapi seiring waktu, dukungan itu menemukan arahnya, anak saya cukup pandai membuat manga, membuat video animasi, dan sekarang sedang serius belajar menjadi animator *lha malah cerita :))

    ReplyDelete
  53. Setuju banget dengan paparan di atas.

    Pernah dan sudah mengalami sendiri tentang mengoptimalkan potensi buah hati ini.

    Aku bahkan menuliskannya juga dalam blog.

    Monggo mampir mba, search dengan " Cara Hebat Eksplor Bakat"

    Hihihi, modus banget ini ;)

    ReplyDelete
  54. Wah, ternyata Dzaky suka mengamati logo mobil juga ya, Mbak.
    Sama kayak Alvin, nih. Sejak balita suka banget mengamati tipe-tipe mobil. Sampai belajar baca pun motivasi dia agar bisa baca sendiri sumber bacaan terkait tipe dan model mobil. Jadi dia semangat bgt dulu belajar baca karena merasa butuh membaca buku-buku sesuai kesukaannya.

    Kalo seusia Dzaky apakah sudah bisa dipetakan minat dan bakatnya, Mbak?

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungannya. Moderasi komentar saya aktifkan, ya. Komentar akan muncul setelah saya setujui. Mohon tidak berkomentar sebagai anonim atau menyertakan link hidup. Link hidup akan saya delete. Maaf jika ada komentar yang belum terbalas.