Mengukur Tingkat Kebahagiaan dengan Bahagia Meter

Bahagia Meter, seberapa bahagia Kamu
Mengukur tingkat kebahagiaan dengan Bahagia Meter,
 via dokumentasi pribadi dan canva

Apakah saat ini Kamu merasa bahagia? 
Bahagia itu datangnya dari hati dan harus kita sendiri yang menciptakannya.  Bagaimana caranya mengukur tingkat kebahagiaan? Ternyata ada cara untuk mengetahui seberapa besar rasa bahagia yaitu dengan Bahagia Meter.

Sebelum membahas lebih detail tentang Bahagia Meter eter, mari kita cari tahu tentang parameter dan kunci kebahagiaan. Apakah harta jadi jaminan hidup bahagia? 

Memang harta atau materi bukanlah segalanya, tidak menjamin kebahagiaan seseorang. Malahan harta berlimpah dapat membuat seseorang semakin terjerumus ke dalam kemaksiatan.

Namun, dengan materi yang cukup dapat menjadi jalan kebaikan dan memberi manfaat bagi orang lain dengan berbagi kebahagiaan pada yang membutuhkan. Contohnya saja saat diberi kelapangan materi, maka lebih mudah bagi kita untuk memberi pada sesama seperti bersedekah.

Harta, ilmu, kesehatan dan lainnya dapat dijadikan parameter kebahagiaan. Namun, banyaknya harta, kekayaan dan kemewahan dunia ini hanyalah hiasan semata. Manfaatkanlah harta dan kekayaan sebagai jalan untuk lebih mendekatkan diri pada-Nya dan berbagi pada sesama.


Kunci Kebahagiaan dalam Hidup menurut Ali Bin Abi Thalib 


Rasa bahagia itu ada di dalam diri kita, dan kebahagiaan itu harus kita ciptakan sendiri. Cara mendapatkan kebahagiaan itu dengan beriman dan dekat dengan Allah, serta menerima semua ketetapan-Nya. 

Meski terkadang ada rasa kecewa, banyak hal yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan, tetapi jika kita berhitung maka nikmat Allah yang diberikan jauh lebih banyak dan patut untuk kita syukuri.

Ada 7 kunci kebahagiaan dalam hidup menurut Ali Bin Abi Thalib di antaranya: 
  1. Jangan pernah membenci siapa pun
  2. Jangan berlarut-larut dalam kesedihan
  3. Hiduplah dalam kesederhanaan 
  4. Tetap berbuat baik meski sedang dilanda musibah
  5. Lebih banyak memberi meskipun kesusahan
  6. Tetap tersenyum walaupun hati bersedih
  7. Jangan pernah berhenti berdoa

Mari Kita coba mengamalkan ketujuh kunci kebahagiaan seperti yang diutarakan Ali Bin Abi Thalib! Seperti yang kita ketahui, bahwa kebahagiaan yang hakiki adalah kebahagiaan akhirat. Jadikan dunia sebagai perantara agar kelak Kita dapat merasakan kebahagiaan yang abadi. 

Oleh karena itu, jadikanlah parameter kebahagiaan di dunia sebagai sarana untuk mendapatkan kebahagiaan akhirat dengan cara memanfaatkannya untuk berbagi dengan sesama.


Seberapa Bahagia Kamu? Yuk, Cari Tahu dengan Bahagia Meter!

Cari tahu seberapa bahagia kamu
Cari tahu seberapa bahagia kita,
via rumahzakat.org

Apakah Kita benar-benar sudah bahagia? Mari kita lihat tingkat kebahagiaan masyarakat yang ada di Indonesia. Berdasarkan World Happiness Report tahun 2023, Indonesia ada di peringkat ke-84 dari 137 negara dalam indeks kebahagiaan dunia. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa skor kebahagiaan rata-rata masyarakat Indonesia adalah 5.3 dari 10.

Rendahnya Kebahahagiaan di Indonesia
Tingkat kebahagiaan masyarakat Indonesia,
via rumahzakat.org

Jika diperkecil ruang lingkupnya, yaitu pada level Asia Tenggara, tingkat kebahagiaan Indonesia ada pada peringkat keenam dari sembilan negara di Asia Tenggara, sehingga kepuasan hidup masyarakat Indonesia hanya mampu lebih tinggi dari tiga negara di bawahnya yaitu Laos, Kamboja, serta Myanmar.

Bagaimana cara mengukur kebahagiaan? Ternyata rasa bahagia bisa dicek melalui Bahagia Meter dari Rumah Zakat.


Mengukur Tingkat Kebahagiaan dengan Bahagia Meter

Bahagia Meter dan Tingkat Kebahagiaan,
via rumahzakat.org


Di tahun 2025 ini, Rumah Zakat meluncurkan kampanya #BikinBahagia yang mengajak masyarakat agar dapat menciptakan kebahagiaan yang paling mendalam yaitu dengan memanfaatkan potensi diri untuk tujuan yang lebih besar seperti berkontribusi dalam kebaikan dan membantu orang lain.

Rumah Zakat sebagai lembaga filantropi yang mengelola ZISWAF dan dana kemanusiaan lainnya di Indonesia bertujuan membantu masyarakat yang membutuhkan. Dengan diluncurkannya website bahagiameter.rumahzakat.org bertujuan agar masyarakat dapat mengukur tingkat kebahagiaan mereka. 

Bagaimana caranya? Caranya cukup dengan mengisi kuisioner atau survei yang terdiri dari 15 pertanyaan. Tes ini dibuat berdasarkan teori kebahagiaan dari Martin Seligman dengan konsep PERMA (Positive Emotion (Emosi Positif), Engagement (Keterlibatan), Relationships (Hubungan), Meaning (Makna Hidup), dan Accomplishment (Pencapaian).

Survei Bahagia Meter
Survei Bahagia Meter,
via rumahzakat.org

Setelah mengisi semua pertanyaan, nantinya partisipan akan diberikan saran agar mampu meningkatkan kebahagiaannya sesuai dengan keadaan mereka saat ini. 

Bahagia Meter Rumah Zakat
Bahagia Meter dari Rumah Zakat,
via rumahzakat.org

Saya juga ikut mengisi kuisioner atau survei di Bahagia Meter. Alhamdulilah hasilnya“High Well Being,” dengan skor 80. Hal ini menunjukkan tingkat kesejahteraan yang baik, seimbang, dan mendukung kebahagiaan secara keseluruhan. 

Survei Bahagia Meter
Hasil Tes Bahagia Meter,
via rumahzakat.org

Jika ditanya apakah kamu sudah bahagia? Alhamdulillah, saya bahagia. Mengingat semua yang telah terjadi, meski banyak hal yang tidak sesuai dengan ekspektasi saya, tapi saya yakin apa yang terjadi adalah yang terbaik menurut-Nya. 

Masa lalu sudah terjadi, tak perlu disesali. Tinggal bagaimana kita melangkah di masa depan. Jadikan pembelajaran atas semua hal yang terjadi di masa lalu, ambil hikmahnya dan teruslah melangkah. Jangan bandingkan pencapaianmu dengan orang lain. Kita tidak bicara tentang hasil, tapi mari menikmati prosesnya.

Jalan menuju bahagia, ingat ketujuh kunci kebahagiaan dari Ali bin Abi Thalib. Poin pertama yang terpenting dan akan selalu saya ingat adalah jangan pernah membenci siapa pun, maafkan kesalahan orang lain sebagaimana kamu ingin kesalahanmu dimaafkan oleh Allah. Tetaplah berbuat baik karena kebaikan itu akan kembali pada pemiliknya.

Tak perlu berlarut-larut dalam kesedihan. Selalu ingat setelah kesulitan akan datang kemudahan. Hiduplah dengan sederhana, jangan termakan gaya hidup, insyaallah tetap bisa berbahagia. Jangan lupa untuk tersenyum dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Mari terus merapal doa agar semua harapan yang tertunda di tahun lalu bisa terwujud di tahun 2025 ini.

Setiap orang berhak bahagia dan bisa menciptakan kebahagiaannya sendiri.
Nah, gimana dengan Sahabat Catatan Leannie, tertarik juga nggak buat mengukur tingkat kebahagiaan dalam diri dengan Bahagia Meter dari Rumah Zakat?



Salam,






22 comments

  1. Tingkar kebagian orang Indonesia tergolong rendah juga ya
    tingkat asea tenggara saja segitu
    wah saya ingin mencobanya nih
    Kalau nasehat guru saya, jangan takut dan jangan bersedih

    ReplyDelete
  2. Miris juga yah, melihat tingak bahagia rakyat Indonesia. Padahal negri tercinta ini dikenal sebagai negara dengan keramahan yang tinggi. Apakah keramahan itu tidak cukup mencerminkan kebahagiaan? Ah, bisa jadi sih, tersenyum ramah di balik hati yang nelangsa. Lalu kemudian, saya berpikir, apakah saya sudah termasuk orang yang bahagia menurut hasil tes bahagia meter? Walaupun menurut saya, saya sudah sangat bahagia. Alhamdulillah.

    ReplyDelete
  3. Betul banget Kak. Bahagia memang datang ketika manusia ikhlas dan keikhlasan bisa dicapai dengan cara mendekatkan diri kepada-Nya.
    Daku udah coba nih tes bahagia meter, hasilnya 80 persen, alhamdulillah.

    ReplyDelete
  4. Menarik sekali ada alat untuk mengukur kebahagiaan, jadi pengen nyobain. Sebenarnya Ali Bin Abi Thalib sudah mewariskan 7 kunci kebahagiaan sebagai modal hidup manusia ya Kak. Padahal ketujuhnya sederhana dan tak perlu modal, tapi masih saja banyak orang di dunia yang merasa kurang bahagia. Coba misal Ali bilang kunci kebahagiaan adalah punya mobil banyak, pasti bertambah beratlah untuk mencapai kebahagiaan.

    Terimakasih sudah diingatkan untuk selalu bahagia dengan cara-cara sederhana :)

    ReplyDelete
  5. Aku langsung nyobain.. dan hasil akhirnya sih lumayan ya. Lumayan menyedihkan maksudnya, hahaha.
    Agak merana pas sadar kalo diriku ini kurang bahagia, jadi harus banyak yang dibenahi ya

    ReplyDelete
  6. JD penasaran mau ikutan tes nya ah.

    Nah setuju mbak . Jangan membenci apalagi dendam. Ga enaak, bikin susah utk bahagia. Krn pikiran JD fokus bagaimana mencelakai atau membalas orang yg kita benci. Dan itu ngabisin energi. Gimana mau bahagia kalo setiap saat pikiran jelek Mulu kan.

    Kalopun orang itu sudah jahat dengan kita, aku memilih biar Tuhan yg balas. Drpd aku ngerugiin diri sendiri dengan mikirin cara membalas.

    ReplyDelete
  7. Penasaran deh pengen cobain bahagia meter. Ternyata ada ya aplikasi semenarik itu.

    Nah, kalau di kulik bener kunci bahagia itu sudah di kasih tau sama Ali bin Abi Thalib RA. Peer nya berusaha mengimplementasikan dalam keseharian semoga saja rasa bahagia ini bisa hadir dengan sebaik mugkin.

    ReplyDelete
  8. 7 kunci bahagianya sulit-sulit banget buat diaplikasikan huhu. gpp tapi etep kita usahakan yaa. wah, ada bahagia meter sekarang ya menark banget. aku pengen cobain juga deh

    ReplyDelete
  9. Aku coba bahagia meternya, ternyata skornya "cuma" 70 hehe.. cukup bahagia tapi merasa belum banyak tujuan yg tercapai. Harusnya gak boleh gitu kali ya, krn hal-hal kecil pun patut disyukuri untuk kebahagiaan diri. Thanks remindernya lewat artikel ini mbak, 7 kunci kebahagiaan itu dalem banget maknanya...

    ReplyDelete
  10. kuncinya dari sini ya, Mbak : Bahagia itu dirasakan oleh hati, dan bahagia itu harus diciptakan, caranya dengan mengamalkan 7 ajaran Ali Bin Abi Thalib. Dan memang contohnya saja kalau kita membenci seseorang, itu bawaannya kesel saja, akhirnya malah marah-marah sendiri dan tidak merasa bahagia. Hanya memang namanya manusia, perlu proses untuk melakukan sesuai ajaran Ali Bin Abi Thalib.

    ReplyDelete
  11. Entah kenapa sejak kecil tuh selalu melakukan ke 7 kunci kebahagian itu, kurang paham seh sebenarnya itu kunci, jalanin aja gitu terutama tentang membenci, buatku merugi kalau memiliki benci, menutup jalan apapun.

    Jadi soal bahagia itu tidak pernah lepas, karena ketika hidup sedang iseng membuat pilu ga boleh lama aja karena ada saja madu yang diberikan jadi ga sempat untuk sedih.

    Sampai orang bilang kalau nama Sukacita itu sangat tepat buatku.
    Iyakah? bersyukur jika memang seperti itu.

    Anw alat ukur ini menarik seh, semoga makin banyak pribadi lebih sadar untuk melihat kebahagian dengan alat ukur itu ya.

    ReplyDelete
  12. Memang benar bahwa bahagia itu hanya kita yang merasakannya. Orang lain tak dapat menilainya, karena seringkali penilaian mereka diukur berdasarkan standar hidupnya sendiri, yang mungkin berbeda dengan kita. Pada akhirnya, hanya kita dan Allah yang benar-benar tahu apa yang membuat kita bahagia.

    Menjadi bahagia juga tidak selalu tentang hal-hal besar, ya, Mbak. Kadang, kebahagiaan itu justru hadir dari momen-momen sederhana: melihat senyum orang tersayang, menikmati secangkir kopi di pagi hari, atau merasa lega setelah membantu seseorang.

    Ketika kita bisa mengukur kebahagiaan berdasarkan rasa syukur, hati kita menjadi lebih tenang. Syukur itu seperti kunci yang membuka pintu kebahagiaan lebih luas. Dengan bersyukur, kita pun terdorong untuk terus melakukan hal-hal baik, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain. Semoga kita selalu ingat bahwa kebahagiaan sejati adalah ketika kita mampu menciptakan kebaikan, menerima dengan ikhlas, dan mensyukuri apa yang telah diberikan Allah dalam hidup kita.

    ReplyDelete
  13. Kunci kebahagiaan nomor 5 mungkin terbilang sulit, karena ya memungkinkan lagi keadaan sempit gak teringat untuk berbagi. Padahal ini jalan untuk melonggarkan kehidupan ya dan menciptakan kebahagiaan itu sendiri

    ReplyDelete
  14. Ih, kiyut banget ada namanya bahagia meter. Bahagia meter ini bisa jadi refleksi buat kita semua seberapa besar kebahagiaan kita ya. Meski bukan tolak ukur, karena ya tiap orang pasti punya "kadar" sendiri-sendiri. :D

    ReplyDelete
  15. Menarik juga ini pembahasaanya, baru tahu kalau ternyata ada alat ukur tingkat kebahagiaan. Langsung aku cobain aja.. daaaaaaaaaaan... Your Happiness Meter = 60! hehe..

    ReplyDelete
  16. Unik juga nih #BahagiaMeter

    Idenya boljug nih RZ. Bisa lahhh dipakai buatv
    tes seru²an ama Bestie ye kaann

    klo kita rajin infaq, sedkah, dst, yakiinn bgt ini bisa meningkatkan bahagia level sekian strip. Asalkan zakat dst itu disalurkan secara tepat sasaran, jangan mau dipake buat makan gratis pemerintah plisss🤣🤣🤣

    ReplyDelete
  17. Wah ternyata ada nih alat mengukur Bahagia Meter, nilaimu tinggi pulaa, aku jadi pengen coba deh..salah satu cara berbahagia adalah berbagi dengan sesama ya...

    ReplyDelete
  18. Wah, seru juga ya
    Ada alat untuk mengukur kebahagian, aku jadi penasaran
    Mau intip Rumah Zakat ah, lalu coba mengukur kebahagiaanku
    Semoga hasilnya tinggi ya, haha

    ReplyDelete
  19. nyes banget rasanya baca kunci kebahagiaan dari Ali bin Abi Tholib ini, betul banget saya sudha menerapkan beberapa poin dan sedang mencoba menerapkan yang lainnya, dan saya merasa bahagia sekali menerapkan beberapa hal itu

    ReplyDelete
  20. Bener sih ya. Bahagia itu ada dalam hati yang kita sendiri yang tahu apakah kita bahagia atau hanya pura-pura bahagia.

    ReplyDelete
  21. Wah ada ya yang namanya Bahagia Meter. Jadi penasaran kepengen ngukur. Tapi kalo dipikirin, mungkin Bahagia Meter aku mah tinggi. Wkwkwk... aamiin ah. Walopun kalo lagi mumet mah, aduuuuh ampun deh. Nanti nyoba ngisi ah. :D

    ReplyDelete
  22. wah, programnya menarik banget. Baru tau ada bahagia meter kayak gini, ahaha. Oke banget yaa mengajak zakat untuk lebih bahagia

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungannya. Moderasi komentar saya aktifkan, ya. Komentar akan muncul setelah saya setujui. Mohon tidak berkomentar sebagai anonim atau menyertakan link hidup. Link hidup akan saya delete. Maaf jika ada komentar yang belum terbalas.