Ciri pertemanan sehat, ilustrasi dari freepik.com dan canva.com |
Sebelum menulis tentang ciri pertemanan sehat, saya pernah juga menuliskan tentang circle pertemanan yang kini semakin sempit. Sebelumnya saya pernah mengalami pengalaman buruk tentang masalah pertemanan. Jadi sejujurnya saya semakin selektif memilih teman. Bukan berarti saya nggak mau berteman dengan banyak orang, ya.
Sebelumnya, zaman saya masih sekolah rasanya nggak pernah menemukan drama pertemanan, deh. Zaman sekolah bahkan kuliah, alhamdulillah baik-baik temannya. Justru setelah bekerja atau menikah suka ketemu orang yang ternyata bisa baik di depan tapi belum tentu baik di belakang saya. Akhirnya ketahuan kok, siapa yang benar-benar layak dijadikan sahabat.
Pengalaman buruk tentang kepercayaan
Ketika ada seseorang yang salah paham dengan ucapan saya, dia sampai menangis seolah-olah menjadi seorang korban yang tersakiti. Padahal setelah itu dia membicarakan keburukan tentang saya pada orang lain. Bukan hanya seorang, hampir ke semua orang yang dia temui.
Saya tahu masalah ini ketika Sahabat saya yang lain menceritakan tentang kelakuan orang tadi. Imbasnya lagi temen terdekat saya pun kena juga diomongin. Kadang saya berpikir kenapa, sih, dia seperti itu? Apa karena pengaruh inner child?
Agak susah ya, kalau orang udah punya prasangka buruk terhadap orang lain, yang terlihat hanya keburukan saja di matanya. Wah, ternyata saya membuat pilihan yang salah dengan menjadikan dia sebagai teman.
Sebenarnya saat seseorang membuka keburukan orang lain, dia sedang menampilkan citra dirinya. Saat Kita berkata atau berbuat baik, sebenarnya kebaikan itu untuk dirinya sendiri.
Jadi saya cukup mengelus dada aja ketemu orang yang dengan mudahnya menceritakan keburukan orang lain hampir pada tiap orang yang ditemuinya dan bersikap seperti dia korban yang tersakiti. Fix, orang tersebut sebaiknya dihindari saja.
Pengalaman saya tentang kepercayaan membuat saya tidak mudah membuka diri, kecuali terhadap yang sudah saya anggap benar-benar bisa dipercaya.
Ada pepatah yang menyatakan bahwa pilihlah teman yang baik karena akan memberikan pengaruh yang baik pula. Seperti sebuah pepatah di bawah ini.
Bertemanlah dengan penjual minyak wangi. Dia mungkin akan memberimu minyak wangi, atau kau bisa membeli minyak wangi darinya. Jika tidak, kau pun tetap akan mendapatkan harum darinya.
7 Ciri Pertemanan yang Sehat
Memang iya sih, mendapatkan seorang teman yang baik dan sefrekuensi itu nggak mudah. Makin ke sini makin ketahuan, siapa yang beneran tulus dan siapa yang modus. Bagaimana mengenali pertemanan yang sehat. Simak 7 cirinya di bawah ini!
1. Kamu bisa menjadi dirimu apa adanya
Satu poin pertemanan sehat adalah Kamu bisa menjadi dirimu apa adanya. Tanpa harus jaim saat bersama mereka. Teman yang baik bisa menerima semua kekuranganmu. Dia nggak bakalan nyinyirin kamu.
Aktivitas saya sebagai seorang penulis dan blogger terkadang membuat saya merasa nggak punya banyak waktu luang untuk pergi nongkrong bersama teman lainnya. Teman saya memang hanya berempat atau berlima yang sering barengan saat di lingkungan sekolah anak saya terdahulu.
Mereka paham kok aktivitas saya. Kadang saya nggak bisa diajak ngobrol kalau lagi menyelesaikan deadline tulisan. Sering kali saya ngeblog via handphone, biar saya bisa menulis kapan pun saat saya punya waktu senggang, termasuk saat menunggu anak sekolah.
Profesi saya sebagai seorang blogger dan penulis buku membawa saya mengenal beberapa teman penulis di daerah lain contohnya saja Mba Aisyah Dian, seorang penulis Balikpapan. Mba Aisyah Dian juga senang traveling seperti saya, dia salah seorang Travel Blogger Balikpapan soalnya.
2. Teman baikmu menghargai batasan privasimu
Teman yang baikmu bisa menghargai batasan privasimu. Bukan seorang yang kepo banget ama masalah pribadimu. Mereka tahu kok ada saatnya kamu butuh privasi tersendiri.
Pertemanan pasca menikah memang tidak sama saat masih single. Seorang teman harus paham kalau silaturahmi atau mau pergi bersama teman yang sudah menikah harus tahu waktu. Dia bisa mengerti bahwa setelah temannya berkeluarga, perlu menghargai privasimu. Setelah menikah, terkadang memang butuh waktu khusus untuk anak dan suami.
3. Pertemanan bukanlah sebuah kompetisi
Poin ketiga adalah pertemanan bukan sebuah kompetisi yang mengharuskanmu untuk menang atau kalah. Saya sudah menghindari tipe orang yang seolah-olah ingin berkompetisi. Ia merasa dirinya, suaminya atau anaknya yang paling hebat.
Bagi saya pertemanan bukan kompetisi. Nggak perlu nyinyirin orang lain karena pilihannya berbeda lantas mencari kekurangan atau kejelekan orang lain. Hindari juga membanggakan kemampuan anak sendiri dibandingkan anak orang lain.
Pasti semua orang tua sudah mengusahakan yang terbaik buat anaknya. Hanya saja sepatu orang lain kan berbeda, tidak perlu merasa lebih hebat dan memandang rendah orang lain. Kita perlu menghargai pilihan orang lain yang berbeda.
4. Bisa saling mendukung satu sama lain
Ciri pertemanan yang sehat adalah bisa saling mendukung pilihanmu. Bukan berarti membenarkan semua tindakanmu, dia juga bisa memberikan saran terbaik untuk dirimu.
5. Tidak perlu khawatir, teman bisa menjaga rahasiamu
Teman yang baik dan amanah nggak bakalan bocor, dia mampu menjaga kehormatanmu dan bisa menjaga rahasiamu. Tak perlu khawatir, rahasiamu aman bersamanya. Tenang saja mereka nggak akan menyebarluaskan keburukan atau masalahmu.
6. Kamu tidak merasa dihina atau direndahkan
Poin ini membuatmu merasa nyaman, karena teman sejati tidak memandang status. Tanpa harus melihat materi. Sahabat yang tulus bisa tidak merasa dihina atau direndahkan. Dia juga bisa berteman tanpa melihat status, jabatan, keturunan atau materi yang kamu punya. Teman yang baik nggak akan bikin insecure.
7. Kamu menikmati kebersamaan dengan temanmu
Salah satu ciri pertemanan sehat yang terakhir adalah rasa nyaman saat bersama mereka. Kamu bisa menikmati kebersamaan dengan temanmu. Rasanya selalu happy saat bersama mereka.
Bersyukurlah Sahabat Catatan Leannie jika diberikan teman dengan ketujuh ciri diatas. Semoga bisa langgeng dan saling support satu sama lain ya. Rezeki itu tak hanya sebatas materi saja. Punya teman yang baik juga rezeki dari-Nya.
Ingin punya pertemanan yang sehat? Kenali 7 cirinya di atas ya. Saran saya jangan sampai keliru memilih teman, ya. Pilihlah Sahabat yang dengan keberadaan dirinya bisa membuatnya semakin dekat dengan-Nya dan membuatmu menjadi pribadi yang lebih baik. Bagaimana dengan Sahabat Catatan Leannie apakah pertemanan yang kalian miliki punya ketujuh ciri di atas?
Salam,