Showing posts with label Harianto Albarr. Show all posts
Showing posts with label Harianto Albarr. Show all posts

Harianto Albarr, Sang Pelita dari Ampiri untuk Negeri

Pelita dari Ampiri untuk Negeri
Harianto Albarr, Pelita dari Ampiri
via instagram.com/hariantoalbarr

Meneladani sosok inspiratif Harianto Albarr sang pelita dari Ampiri untuk negeri, sosok pembuat kincir air pembangkit tenaga listrik yang mampu menerangi desa Bacu-Bacu. Inovasinya kini tak hanya menerangi kampung halamannya tetapi sudah menjangkau banyak desa di pelosok negeri.


Ampiri, sebuah dusun terpencil yang terletak di lereng bukit Coppo Tile, Desa Bacu Bacu, Makassar menjadi tanah kelahiran Harianto Albarr. Daerah ini dihuni sekitar 1500 orang warga. 


Untuk sampai ke daerah ini, perlu menempuh perjalanan yang tidak mudah selama 4 jam perjalanan dengan motor atau mobil dari arah Kota Makassar. Harus melewati jalan menanjak dan berliku dengan trek yang hanya cukup dilewati satu mobil itu bersisin langsung dengan jurang. Selain itu jalanannya pun tidak beraspal. Selain sulit dijangkau, akses listrik pun belum memadai di sana.



Harianto Albarr, Pembuat Kincir Air Pembangkit Tenaga Listrik


Pembangkit Tenaga Listrik Desa
Membuat Pembangkit Tenaga Listrik,
via kbr.id

Harianto Albarr, mahasiswa tahun ketiga jurusan Kimia Universitas Negeri Makassar pada tahun 2008 saat liburan kuliah, dia pun pulang ke kampung halamannya Ampiri di Desa Bacu-Bacu. Warga sekitar memiliki ekspektasi tinggi padanya sebagai mahasiswa karena mereka berpikir mahasiswa adalah orang yang serba bisa dan mampu memberikan sumbangsih bagi desanya.


Hati Harianto Albarr tergerak untuk membuat perubahan. Di daerah Ampiri, Desa Bacu Bacu akses listrik belum ada, jangankan internet bahkan untuk sumber penerangan saat gelap pun tiada. Ampiri memiliki potensi dan kekayan hayati yang tersembunyi meski jauh dari hiruk pikuk kota. Ia menyadari faktor penghambat kemajuan desanya adalah ketiadaan sumber listrik. 


Harianto mulai mempelajari berbagai teknik pembuatan pembangkit listrik dengan membuat kincir air dengan memanfaatkan aliran sungai di desanya pada tahun 2008. 


Dengan bermodalkan empat juta rupiah, Harianto memanfaatkan bahan yang ada dan memulai proyek kecil-kecilan bersama temannya yang ahli di bidang kelistrikan serta dibantu warga sekitarnya.


Saat itu, pertama kali Desa Bacu-Bacu diterangi cahaya lampu meski hasilnya kecil, tak mencapai 1000 watt dan hanya berhasil menyalakan lampu-lampu 5 watt saja. Akan tetapi, pembangkit listrik sederhana tersebut mampu menerangi desanya saat malam hari.


Warga sekitarnya pun ikut membantu dengan membendung sungai, pohon aren dibuat menjadi pipa yang mengalirkan air mencapai generator bekas. Air yang deras dapat menghasilkan listrik dengan kekuatan 3Kwh, Bahkan sekarang sudah instalasi keempat dengan kapasitas 20 Kwh. Akhirnya desa menjadi terang benderang.


Bukan hanya beberapa rumah tetapi sekolah dan masjid pun sudah diterangi pelita. Anak-anak dapat belajar dengan nyaman pada malam hari. Televisi menjadi hiburan menarik bagi para warga. 


Penduduk sekitar yang mampu membeli kulkas dapat berjualan es. Kini menanak nasi pun bisa menggunakan rice cooker. Keadaan ekonomi dan kehidupan masyarakat pun sudah lebih baik. 



Menjadi Pelita untuk Negeri, Harianto Albarr Meraih SATU Indonesia Awards 2012


Harianto Albarr, SATU Indonesia Awards
Harianto Albarr, peraih SATU Indonesia Awards 2012
via instagram.com/hariantoalbarr


Tahun 2008 menjadi akhir kegelapan di Ampiri, Desa Bacu-Bacu. Harianto Albarr berhasil membuat Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Ampiri Desa Bacu-Bacu. 


Mikrohidro merupakan pembangkit listrik tenaga air berskala mikro. Alasan memilih Mikrohidro karena sumber energinya mudah ditemukan di Indonesia sebagai wilayah tropis yang mempunyai hutan luas dengan aliran sungai sepanjang tahunnya.


Meski sempat mengalami keraguan dari para warganya, Harianto Albarr berusaha untuk memperkenalkan mikrohidro dan memberikan pemahaman pada warga agar berpartisipasi dalam mengelola dan memelihara pembangkit listrik agar terus menyala dengan membentuk kelompok perwakilan warga.


Harianto ingin mengajak pemuda-pemudi yang punya mimpi sama dengannya menghadirkan listrik di desa-desa terpencil hingga pelosok negeri.


Bersama Lembaga Pembinaan Desa Mandiri (LPDM) yang dibina olehnya, Harianto Albarr sudah menjangkau berbagai daerah seperti Sumatra, Sulawesi, Maluku, dan Papua dengan menghasilkan 28 pembangkit listrik.


Berkat kegigihannya dan kontribusinya menerangi desa-desa di kampung halamannya dan di berbagai pelosok Indonesia ini, Harianto Albarr meraih penghargaan SATU Indonesia Awards tahun 2012 di bidang teknologi.


Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards adalah wujud apresiasi Astra bagi generasi muda, baik individu maupun kelompok, yang memiliki kepeloporan dan melaksanakan perubahan untuk berbagi dengan masyarakat sekitarnya di berbagai bidang seperti Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, serta satu kategori kelompok yang mewakili lima bidang tersebut.


Berkat inovasi dan kerja keras Harianto Albarr mampu memecah gelap dan menyalakan pelita dari Ampiri untuk negeri terutama di desa atau daerah terpencil di Indonesia yang belum tersentuh listrik. 


“Setiap orang adalah guru, karena mereka mengajarkan hal yang baik.” (Harianto Albarr)



#LPAAPADETIK2024

#BersamaBerkaryaBerkelanjutan

#KitaSATUIndonesia