Sumber: Pinterest |
Sudah sejak lama perbandingan antara ibu rumah tangga yang full time mengurus anak dengan working mom diperdebatkan. Padahal keduanya punya dua sisi yang berbeda. Bisa berupa hal positif atau negatif. Berbahagialah dengan pilihanmu karena setiap ibu berhak bahagia.
Apapun yang kita putuskan adalah pilihan, pilihan yang saya buat belum tentu cocok diterapkan di keluarga Sahabat yang lain. Meski banyak perdebatan satu sama lainnya, kita perlu lebih bijak menilai. Jangan saling menjatuhkan atau merasa lebih baik dibandingkan yang lainnya.
Inilah 5 sisi positif seorang full time mom dan working mom. Simak, ya, Sahabat!
1. Seorang Full Time Mom punya Kesempatan Memonitor Perkembangan Anak
Setiap ibu atau istri pasti menginginkan yang terbaik untuk keluarganya. Terlebih seorang ibu yang punya cinta kasih tak terhingga untuk putra dan putrinya. Seorang ibu rumah tangga atau full time mom punya kesempatan memonitor perkembangan anak karena seluruh waktunya ada untuk mereka.
Jangan merasa jenuh, ya. Lelahmu adalah ibadah, Mom. Berbahagialah dengan pilihanmu.
2. Working Mom Biasanya punya Manajemen Waktu yang Lebih Baik
Bagi ibu pekerja atau Working Mom manajemen waktu adalah hal yang paling utama. Working Mom tanpa seorang asisten pastinya akan berusaha mengatur urusan pekerjaan rumah dan kantor.
Bisa jadi ia bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan, membereskan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, mencuci, memasak, atau mengurus anak. Percayalah semua ini pun butuh kemampuan mengatur waktu yang efektif. Biasanya ibu pekerja lebih terbiasa dan pintar mengatur waktu.
3. Working Mom Lebih Menginginkan Family Time dan sangat Mengapresiasinya
Saat weekend adalah waktu yang paling ditunggu seorang working mom. Ia akan sangat mengapresiasi family time dengan memanfaatkan waktu libur untuk menemani anak juga suaminya. Inilah quality time yang dinantikannya.
4. Kepuasan Batin tersendiri bagi Full Time Mom Mampu Mengurus dan Mendidik Anak tanpa Bantuan Pihak Ketiga
Setiap ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Selama sembilan bulan mengandung sudah ada semacam kontak batin antara ibu dan anak. Bersama dengan anak dan memantau perkembangan mereka sungguh menjadi kepuasan batin tersendiri.
Seorang ibu pekerja mau tak mau perlu bantuan pihak ketiga atau orang lain untuk mengurus anak, apalagi anaknya masih bayi, batita bahkan balita yang memerlukan pengawasan.
Biasanya keluarga terdekat seperti nenek, mertua atau ipar menjadi solusi. Meski ada diantara working mom yang memilih pengasuh atau menitipkan anak di daycare.
5. Working Mom punya Penghasilan Tetap, meski Full Time Mom pun bisa Berpenghasilan dari Rumah
Tak dipungkiri alasan seorang wanita ikut bekerja adalah masalah ekonomi. Membantu menyokong keuangan keluarga atau mungkin berjuang sendiri menafkahi anak setelah perceraian atau kematian suami adalah salah satu alasan untuk bekerja.
Mendapatkan penghasilan tetap merupakan alasan seorang ibu bekerja, meski sebenarnya ibu yang full time pun bisa berpenghasilan dari rumah lewat berbisnis online, berjualan offline, atau menjadi seorang penulis. Hehe ... percayalah saya pernah mengalami tiga hal ini.
Ada seorang ibu rumah tangga yang merasa punya keinginan bekerja jika meilhat wanita karier tapi mungkin di sisi lain, ada wanita bekerja yang memimpikan punya kehidupan bersama anaknya seperti full time mom.
Saya memilih berada diantara keduanya, meski menerima pekerjaan, hanya bekerja part time saja sehingga masih punya banyak waktu bersama anak meski sesekali ditinggal bekerja part time di Laboratorium Klinik Swasta di kota kelahiran saya.
Yang paling pantas menilai manusia adalah Tuhan. Baik full time mom atau working mom, niatkan setiap langkahmu untuk beribadah. Tak ada yang salah dengan full time mom or working mom, mungkin cara pandangmu terhadap sesuatu perlu diperbaiki. So ... berbahagialah dengan apa yang kau pilih, Mom.